Selasa, 30 September 2014

artikel karya ilmiah



UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK RATIH KESUMA MELALUI
PERMAINAN TEBAK BENDA

Pengarang:
Asri Pertiwi. NIM: 821819985, Email: asripertiwi9@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan berbahasa khususnya dalam keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Ratih Kesuma tahun ajaran 2013/2014. Anak masih kesulitan mengungkapkan ide dan gagasannya dalam kalimat yang sederhana, kurangnya keberanian dan ketepatan menjawab pertanyaan, serta kurangnya kelancaran berbicara anak. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menggunakan alat peraga, serta metode yang belum tepat. Oleh karena itu, guru berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan permainan tebak benda. Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B TK Ratih Kesuma melalui permainan tebak benda.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas menggunakan model penelitian adaptasi dari Kemmis dan Taggart. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, satu siklus dilaksanakan sebanyak empat kali tindakan penelitian. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Ratih Kesuma, sebanyak 15 orang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 12 anak perempuan, dilaksanakan pada semester genap tahun tahun ajaran 2013/2014 antara bulan maret sampai april 2014. Teknik pengumpulan data antara lain dengan lembar observasi dan lembar tes selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. 

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan sikap berani menjawab pertanyaan, mengeluarkan ide/ gagasannya, memberi keterangan tentang suatu benda dan mengungkapkan pendapat meningkat dari 75% pada siklus 1 menjadi 91,7% pada siklus 2, berkaitan dengan peningkatan dalam kelancaran berbicara yang meningkat dari 60% pada siklus 1 menjadi 76,67% pada siklus 2 serta ketepatan meningkat dari 53,33% pada siklus 1 menjadi 81,67% pada siklus 2. Adapun hasil penelitian dengan menggunakan permainan tebak benda pada anak Kelompok B TK Ratih Kesuma telah menunjukkan peningkatan walaupun masih belum maksimal. Keberhasilan ini didukung oleh adanya kesiapan guru dalam merancang pembelajaran serta proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai rencana. Tetapi, masih ada faktor yang dirasakan menghambat yaitu belum seluruh anak mampu berbicara lancar dalam memberi keterangan tentang suatu benda. Oleh karena itu, guru hendaknya sering melatih siswa agar mampu berbicara dengan lancar.

Kata Kunci : keterampilan berbicara, permainan, tebak benda
Pendahuluan
Di Taman Kanak- kanak Ratih Kesuma khususnya kelompok B, dalam kegiatan bercerita anak masih kesulitan mengungkapkan cerita secara sederhana. Dalam kegiatan tanya jawab hanya ada tiga anak saja yang dapat menjawab dengan lancar dan tepat. Dalam memberi keterangan/ informasi tentang sesuatu hal, hanya beberapa anak saja yang mampu. Anak- anak masih kesulitan dalam mengeluarkan ide dan gagasannya menjadi kalimat yang sederhana. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menggunakan alat peraga, serta metode yang belum tepat. Peneliti menganggap serius masalah ini karena memang seharusnya keterampilan berbahasa anak dapat berkembang seiring dengan kematangan anak secara fisiologis. Peneliti berupaya meningkatkan keterampilan berbicara anak melalui permainan yang menarik bagi anak dan sekaligus menyenangkan. Bowler dan Linke, 1996 (dalam Dhieni 2009: 3.7) memberikan gambaran tentang kemampuan bahasa anak usia 3-5 tahun. Menurut mereka pada usia 3 tahun anak menggunakan banyak kosa kata dan kata tanya seperti apa dan siapa. Pada usia 4 tahun anak mulai bercakap- cakap memberi nama, alamat, usia dan mulai memahami waktu. Perkembangan bahasa anak semakin meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah dapat berbicara lancar dengan menggunakan berbagai kosa kata baru.
Dari masalah- masalah yang teridentifikasi di atas, peneliti ingin memecahkan masalah kurangnya keterampilan anak dalam berbicara. Masalah tersebut lebih disebabkan karena kurangnya kesempatan anak dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan kurangnya minat anak dalam kegiatan pengembangan keterampilan berbicara sebagai akibat dari kesulitan guru memilih metode dan alat peraga yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Melalui permainan ‘tebak benda’ diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Penulis ingin meningkatkan keterampilan anak dalam berbicara dengan memperbaiki metode dan media yang dipakai yaitu melalui permainan ‘tebak benda’ dengan menggunakan media benda- benda yang sudah dikenal anak yang dimasukkan ke dalam kotak, yang akan dipakai sebagai tebakan. Metode yang digunakan adalah pemberian tugas dan tanya jawab.
Berdasarkan hasil identifikasi di atas dapat disimpulkan rumusan masalahnya: “Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok B TK Ratih Kesuma melalui permainan tebak benda?” Secara umum melalui penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Taman Kanak- Kanak; meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B TK Ratih Kesuma; meningkatkan keberanian anak mengungkapkan ide/ gagasan yang dimilikinya; meningkatkan ketepatan anak dalam menjawab pertanyaan. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut. Bagi anak, dapat meningkatkan keterampilan anak dalam berbicara sehingga anak mampu menjawab pertanyaan dengan lancar dan mengungkapkan ide/gagasannya secara sederhana. Bagi guru, memperbaiki  mutu praktek pembelajaran yang dikelolanya yang merupakan sasaran atau tujuan akhir perbaikan pembelajaran; guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa guru mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya; menambah rasa percaya diri sebagai pendidik profesional yang sudah bisa melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran; berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri, tidak hanya menerapkan hasil penemuan orang lain; dapat mengetahui kekurangan sehingga dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran. Bagi sekolah, sekolah dapat mengetahui sejauh mana tingkat profesional guru sehingga dapat memperbaiki kinerja guru; meningkatkan perbaikan mutu pembelajaran melalui tindakan perbaikan yang dilakukan guru; meningkatkan kualitas lulusan sehingga dapat menambah nilai kepercayaan terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Kajian Pustaka
Peningkatan Keterampilan Berbicara
      Peningkatan mempunyai arti: /pe·ning·kat·an/ n proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb) (From http://www.artikata.com/arti-381949-peningkatan.html).
 Keterampilan mempunyai arti: /ke·te·ram·pil·an/ n kecakapan untuk menyelesaikan tugas;~ bahasa Ling kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara; ~ tematis Ling kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dsb. (From http://www.artikata.com/arti-354274-terampil.html.)
Berbicara mempunyai arti: /ber·bi·ca·ra/ v 1 berkata; bercakap; berbahasa. (From http://www.artikata.com/arti-359986-berbicara.html). Ada dua tipe perkembangan berbicara anak: egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog); socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya atau pun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat 5 bentuk Socialized Speech yaitu (1) saling tukar informasi untuk tujuan bersama; (2) penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain; (3) perintah, permintaan, ancaman; (4) pertanyaan; dan (5) jawaban. Pada anak usia TK (4-6 tahun), kemampuan berbahasa yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Hal ini selaras dengan karakteristik umum kemampuan bahasa anak pada usia tersebut. Karakteristik ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar; mendangarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami; menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya; menggunakan kata sambung seperti: dan, karena, tetapi, menggunakan kata tanya seperti: bagaimana, apa, mengapa, kapan, membandingkan dua hal, memahami konsep timbal balik, menyusun kalimat, mengucapkan lebih dari tiga kalimat, dan mengenal tulisan sederhana.
Permainan Tebak Kata
Permainan mempunyai arti: /per·ma·in·an/ n 1 sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan; mainan. (From http://www.artikata.com/arti-371318-permainan.html). Para ahli psikologi anak menekankan pentingnya bermain bagi anak. Bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan yang alami dan sangat berarti. Dengan bermain anak mendapat kesempatan untuk mengadakan hubungan yang erat dengan lingkungan. Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, dengan kegiatan tersebut anak mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan. Menurut Pellegrini, 1991: 241 (dalam Bennet 1998: 5-6) bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut; (1) permainan sebagai kecendrungan, (2) permainan sebagai konteks, dan (3) permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menebak berarti: me·ne·bak v 1 menerka: seakan-akan ia dapat ~ apa yang ada dalam pikiran temannya itu; 2 menduga; mengira-ngira(kan): sulit sekali ~ maksud gerakan tangan dan mimik muka orang bisu itu; sedangkan tebakan berarti: te·bak·an n 1 sesuatu yg ditebak; teka-teki; 2 hasil menebak; terkaan;dugaan. (From http://www.artikata.com/arti-353601-tebak.html)
Benda berarti: /ben·da/ n 1 segala yang ada di alam yang berwujud atau berjasad (bukan roh); zat (misal air, minyak); 2 barang yang berharga (sebagai kekayaan); harta; 3 barang: rumah itu terbakar bersama – yang ada di dalamnya. (From http://www.artikata.com/arti-321354-benda.html)
Metode Penelitian
Metode merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan anak pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 1988: 76).
Metode tanya jawab menurut buku Didaktik Metodik Umum di TK (Depdikbud,1998: 26) adalah suatu metode dalam pengembangan bahasa yang dapat memberikan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir, melalui pertanyaan- pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya. Tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda. Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka: (1) tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa, (2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta (3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Informasi Subyek Penelitian
TK Ratih Kesuma yang berlokasi di Dusun Pangukan, Tridadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan Perbaikan pembelajaran ini, peneliti lakukan mulai tanggal 1 –11 April 2014. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 1-4 April 2014 dan siklus 2 dilaksanakan 7-11 April 2014 pada jam 07.30- 10.00 WIB setiap harinya. Tema dan subtema pada saat Penelitian Perbaikan Pembelajaran adalah siklus 1 dengan Tema Alat komunikasi, Subtema Manfaat alat komunikasi. Pada siklus 2 dengan Tema Tanah Airku, Subtema Desaku. Subjek penelitian adalah anak kelompok B tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah anak 15.  Yang terdiri 3 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
Pada usia anak 5-6 tahun seharusnya anak sudah mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata. Anak sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik. Anak sudah dapat berpartisipasi dalam suatu percakapakan. Anak sudah dapat menanggapi pembicaraan orang lain. Hanya saja keterampilan anak di TK Ratih Kesuma dalam berbicara masih kurang. Untuk itu peneliti ingin melakukan tindakan perbaikan ini.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Setelah melakukan diskusi dengan kolaborator, Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus mengingat keterbatasan waktu yang diberikan sesuai dengan ketentuan dari Universitas Terbuka. Agar pelaksanannya dapat berjalan lancar, maka peneliti menyusun langkah- langkah penelitian sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart, 1990:14 (dalam Rafi′uddin 1996) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan dengan diagram alur berikut ini.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZVjqgt9pmrXs8adiUnL_6aMxzOLnUzEBXGt6OT3cagZiIzsMPs66HDlae9AbkFywNdQ6BC50QTmf3FWTgMMAROies2yVuw-jSjTN6dbyQ9GunZnGs4p2zNwXtjjZEGm2KMbExKPtDOL8/s1600/diagram+alur+ptk+Kemmis+dan+Taggart.jpg
Rencana dan Pelaksanaan Tindakan
Dalam kegiatan perbaikan ini, peneliti didampingi oleh supervisor yang dipilih sendiri oleh peneliti yaitu bernama F. Endang Prasetyowati, S.Pd yang juga teman sejawat peneliti. Peneliti menganggap bahwa supervisor yang dipilih sudah memenuhi persyaratan, yaitu berlatar belakang Strata 1 kependidikan yang relevan dengan bidang keilmuan pendidikan anak usia dini
Perencanaan penelitian dilakukan sejak bulan maret 2014, meliputi kegiatan: penyusunan rencana kegiatan perbaikan meliputi pemilihan permainan, penetapan strategi, serta penentuan langkah kegiatan; penyiapan media/ APE yang dibutuhkan; penyiapan instrumen yang diperlukan.
Rencana Pelaksanaan Penelitian yaitu pada bulan April 2014, meliputi kegiatan: tahap persiapan dengan permainan ringan/ sederhana dengan menggunakan benda- benda sesuai dengan tema yang sedang berlangsung; tahap pelaksanaan pembelajaran. Refleksi pertama yang bertujuan untuk identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah.
Setelah masalah dapat dirumuskan, langkah berikutnya yang dapat dilakukan guru adalah membuat rencana perbaikan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak. Rencana perbaikan kegiatan ini kemudian dilaksanakan oleh guru di kelas. Langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu: guru memberikan penjelalasan awal kegiatan yang akan dilakukan; guru dan anak melaksanakan kegiatan sesuai dalam RKH yang sudah dibuat; kolaborator mengamati dan menilai anak dalam kegiatan perbaikan; guru memberi reward berupa tepuk tangan kepada anak yang dapat melaksanakan kegiatan dengan baik dan memberi semangat kepada anak yang belum dapat melaksanakan dengan baik agar kegiatan selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Setelah guru selesai melaksanakan tindakan perbaikan, siklus kembali kepada kegiatan refleksi dengan tujuan melihat kelemahan dan kelebihan tindakan perbaikan yang telah dilakukannya untuk merencanakan perbaikan kegiatan selanjutnya. Kegiatan terakhir adalah evaluasi.
Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan/ Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yaitu pada bulan April 2014, meliputi kegiatan: mengamati kesesuaian perilaku siswa dengan yang direncanakan guru, dibantu dengan menggunakan instrumen yang tersedia; mengamati perilaku siswa dan keaktivan dalam mengikuti kegiatan dengan menggunakan instrumen pengamatan kegiatan siswa; mengamati kendala dan kejadian yang terjadi menggunakan instrumen yang dapat mengukur kendala dan kejadian yang terjadi pada waktu proses pembelajaran berlangsung; mengamati indikator perubahan kualitas keaktifan siswa dengan instrumen pengamatan siswa sesuai dengan perubahan perilaku siswa.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk memberi penjelasan mendetail, rinci, dan lengkap mengenai pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran dan siswa sebagai objek penelitian. Sedangkan penelitian kuantitatif digunakan dalam tes yang mengedepankan penghitungan, pengelompokan fitur, dan membangun model statistik dan angka-angka untuk menjelaskan apa yang diamati.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Siklus 1
Pada siklus 1 peneliti membuat skenario pengorganisasian anak yang bervariasi akan membuat anak semangat dalam mengikuti kegiatan, yaitu: anak  berdiri berbaris memanjang ke belakang; anak membentuk dua barisan memanjang ke belakang; anak membentuk lingkaran besar, satu anak berada di tengah; anak membentuk dua barisan, berdiri berjajar ke samping dan berhadapan. Penataan ruang dirubah sehingga anak bisa bergerak bebas tanpa banyak terhalang benda- benda di kelas.

Tabel 1. tabel Rencana Kegiatan Harian Siklus 1
Kegiatan Pembelajaran
Alat peraga/ Sumber bahan
Penilaian perkemb. Anak
Aspek yang dinilai
Hasil
Tanya Jawab
Manfaat alat komunikasi
-          Guru memperlihatkan macam- macam alat komunikasi
-          Guru memberi pertanyaan, mis: alat komunikasi yang digunakan untuk mengirim pesan berupa tulisan yang dikirim lewat  kantor pos
-          Anak menjawab pertanyaan dan mengambil alat komunikasi yang dimaksud

Macam- macam alat komunikasi dalam kotak

Tanya Jawab/
Tepat
Berani
Lancar



Pemberian tugas
Melengkapi kalimat yang sudah dimulai guru
-          Guru membuat kalimat, mis: setiap sore ayah mendengarkan...?
-          Anak melengkapi kalimat dan cepat mengambil alat komunikasi yang dimaksud
Macam- macam alat komunikasi dalam kotak



Penugasan /
Tepat
Berani
Lancar




Pemberian tugas
Memberi keterangan/ informasi tentang benda yang akan ditebak (bermain tebak benda)
-           Guru memberi contoh, mis:
Bentuknya kotak, Dari kertas, Biasanya dibaca ayah setiap pagi, Dijual orang- orang di perempatan
Jawab: koran
-          Anak menebak benda yang dimaksud

Macam- macam alat komunikasi dalam kotak






Penugasan /
Lancar
Berani
Tepat 







Pemberian tugas
Mengungkapkan pendapatnya tentang manfaat alat komunikasi
-          Guru mengambil miniatur televisi dan menjelaskan manfaat televisi
-          Guru menyuruh anak membuat dua barisan berhadapan
-          Barisan pertama mengambil alat komunikasi dan barisan kedua yang menjelaskan manfaat alat komunikasi
-          Dan begitu sebaliknya
Macam- macam alat komunikasi dalam kotak

Penugasan /
Lancar
Berani
Tepat



Setelah dilaksanakan penelitian, maka didapatkan hasil rata- rata persentase keberhasilan anak yang merupakan hasil penjumlahan dari empat hari penelitian kemudian dibagi empat. seperti telihat dari data sebagai berikut.
Tabel 2.  tabel persentase keberhasilan anak kelompok B TK Ratih Kesuma dalam keterampilan berbicara melalui permainan tebak benda
 Siklus 1 (Pertemuan tanggal 1-4 April 2014)
No.
Aspek yang dinilai
Nilai rata- rata

B
C
K

1
2
3
4
Rata-rata
%
1
2
3
4
Rata-rata
%
1
2
3
4
Rata-rata
%
1
Keberanian
0
0
0
1
1,67
10
11
12
11
73,33
5
4
3
3
25
2
Kelancaran berbicara
0
0
0
2
3,33
9
8
9
8
56,67
6
7
6
5
40
3
Ketepatan
0
0
2
1
5
7
6
8
8
48,33
8
9
5
6
46,67


















Keterangan :                   B = baik; C = cukup; K = kurang
Pada siklus 1 sudah mulai tampak keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran meskipun belum signifikan. Hal ini terbukti dari persentase tingkat pencapaian anak yang meningkat. Hasil penelitian pada aspek keberanian dari 15 anak, didapatkan persentase rata- rata anak yang keberaniannya kurang ada 25 %. Anak yang keberaniannya cukup ada 73,33 %. Anak yang keberaniannya sudah baik ada 1,67 %.  Hasil penelitian pada aspek kelancaran berbicara dari 15 anak, didapatkan persentase rata- rata anak yang kurang lancar dalam berbicara ada 40 %. Anak yang berbicaranya cukup lancar ada 56,67%. Anak yang kelancaran berbicaranya sudah baik ada 3,33%. Hasil penelitian pada aspek ketepatan dari 15 anak, didapatkan persentase rata- rata anak yang kurang tepat dalam menjawab ada 46,67%. Anak yang menjawab dengan ketepatan yang cukup ada 48,33%. Anak yang ketepatan menjawabnya sudah baik ada 5%.
Keberhasilan ini masih dirasa belum memuaskan oleh peneliti. Oleh karena itu peneliti merancang kegiatan perbaikan untuk siklus kedua agar keterampilan berbicara anak dapat mencapai tingkat kemampuan maksimal yang dimiliki anak.
Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pada siklus pertama, peneliti mengalami beberapa kendala sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan lancar, diantaranya: pada pengorganisasian anak yang berbaris memanjang, ternyata anak- anak di barisan belakang malah ribut dan tidak memperhatikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung; persiapan yang masih kurang mantap, sehingga saat anak- anak meminta untuk kegiatan terus dilanjutkan, guru/ peneliti tidak begitu siap; penjelasan awal yang kurang rinci dan runtut, sehingga anak masih ada yang merasa bingung dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran; dalam penataan ruangan, terlihat anak masih kurang leluasa dalam melaksanakan kegiatan.
Agar pelaksanaan kegiatan perbaikan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, maka yang harus dilakukan oleh guru/ peneliti pada siklus kedua adalah sebagai berikut: mengganti cara pengorganisasian anak yang memungkinkan anak untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran; persiapan harus dilakukan sebaik- baiknya, sehingga dapat memenuhi semua keinginan anak dengan baik; dalam penjelasan awal harus dijelaskan secara rinci dan runtut sehingga anak paham dengan apa yang diinginkan oleh guru; karena kelas yang ada di TK Ratih Kesuma memang tidak luas, maka kegiatan perbaikan dapat dilaksanakan dengan di teras atau di halaman sekolah agar anak lebih leluasa dalam melaksanakan kegiatan.
Siklus 2
Pada siklus 1 aspek keberanian anak sudah meningkat. Akan tetapi dalam aspek ketepatan dan kelancaran berbicara masih belum meningkat secara signifikan. Untuk itu pada siklus 2 peneliti berusaha merancang kegiatan yang dapat lebih meningkatkan aspek ketepatan dan kelancaran berbicara anak. Peneliti didampingi kolaborator membuat skenario perbaikan dan Rencana Kegiatan Harian untuk siklus 2 sebagai berikut.
Skenario perbaikan siklus 2: Pengorganisasian anak masih bervariasi agar anak tidak merasa bosan, yaitu: anak membentuk dua barisan memanjang ke belakang; anak membentuk dua barisan, berdiri berjajar ke samping dan berhadapan; anak membentuk dua barisan memanjang ke belakang dan saling berhadapan; anak membentuk dua lingkaran dan satu anak berdiri di tengah. Penataan ruang pada siklus kedua anak diajak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas, yaitu di teras kelas dan di halaman sekolah.
Tabel 3. tabel Rencana Kegiatan Harian Siklus 2
Kegiatan Pembelajaran
Alat peraga/ Sumber bahan
Penilaian perkemb. anak
Aspek yang dinilai
Hasil
Tanya jawab
Suasana di desa
-          Guru memperlihatkan macam- macam miniatur benda/ tempat di desa
-          Guru memberi pertanyaan, mis: tempat yang dipakai petani untuk berteduh, beristirahat yang berada di tengah sawah. Jawab: gubug
-          Anak menjawab pertanyaan dan mengambil benda yang dimaksud dalam kotak
Macam- macam miniatur benda/ tempat di desa dalam kotak

Tanya Jawab/
Tepat
Berani
Lancar


Pemberian tugas
Memberi keterangan/ informasi tentang benda yang akan ditebak (bermain tebak benda)
-           Guru menunjuk satu anak untuk mengambil benda dan dimasukkan kotak
-          Anak memberikan tebakan dengan menginformasikan tentang benda tersebut
Mis: bentuknya segitiga, tinggi sekali, bisa mengeluarkan api, bisa mengakibatkan hujan abu. Jawab: gunung
Macam- macam miniatur benda/ tempat di desa dalam kotak

Penugasan /
Lancar
Berani
Tepat 


Pemberian tugas
Mengungkapkan pendapatnya tentang suasana di desa
-          Guru menyiapkan APE
-          Guru menyuruh anak membuat dua barisan berhadapan
-          Barisan pertama mengambil satu APE dan barisan kedua yang menjelaskan suasana di desa
-          Dan begitu sebaliknya
Macam- macam miniatur benda/ tempat di desa dalam kotak

Penugasan /
Lancar
Berani
Tepat



Pemberian tugas
Memberi keterangan/ informasi tentang benda yang akan ditebak (bermain tebak benda)
-          Anak memberikan tebakan dengan menginformasikan tentang benda tersebut
Mis: bentuknya panjang, biasa dipakai di sekolah, bisa untuk menulis. Jawab: pensil
Benda-benda yang dipilih anak di dalam kotak
                                          
Penugasan /
Lancar
Berani
Tepat 


Siklus kedua dilaksanakan tanggal 7 sampai 11 April 2014 dengan tema tanah airku dan subtema desaku.  Setelah dilaksanakan penelitian maka didapatkan hasil seperti telihat dari data sebagai berikut:
Tabel 4.  tabel persentase keberhasilan anak kelompok B TK Ratih Kesuma dalam keterampilan berbicara melalui permainan tebak benda
 Siklus 2 (Pertemuan tanggal 7-11 April 2014)
No.
Aspek yang dinilai
Nilai rata- rata

B
C
K

1
2
3
4
Rata-rata
%
1
2
3
4
Rata-rata
%
1
2
3
4
Rata-rata
%
1
Keberanian
3
4
5
6
30
10
9
9
9
61,67
2
2
1
0
8,3
2
Kelancaran berbicara
2
4
4
5
25
9
7
8
7
51,67
4
4
3
3
23,33
3
Ketepatan
4
5
5
6
33,33
7
7
8
7
48,34
4
3
2
2
18,33


















Keterangan :                   B = baik; C = cukup; K = kurang
Pada siklus 2 tampak keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terlihat dari persentase Tingkat Pencapaian anak yang terus naik. Hasil penelitian pada aspek keberanian dari 15 anak, didapatkan persentase rata- rata anak yang keberaniannya kurang menurun dari 25 % menjadi 8,3%. Anak yang keberaniannya cukup ada 61,67%. Anak yang keberaniannya sudah baik meningkat dari 1,67 % menjadi 30%. Jadi keberanian anak mencapai 91,7 %. Hasil penelitian pada aspek kelancaran berbicara dari 15 anak, didapatkan persentase rata- rata anak yang kurang lancar dalam berbicara menurun dari 40 % menjadi 23,33%. Anak yang berbicaranya cukup lancar ada 51,67%. Anak yang kelancaran berbicaranya sudah baik meningkat dari 3,33% menjadi 25%. Jadi kelancaran berbicara anak mencapai 76,67%. Hasil penelitian pada aspek ketepatan dari 15 anak, didapatkan persentase rata- rata anak yang kurang tepat dalam menjawab menurun dari 46,67% menjadi 18,33%. Anak yang menjawab dengan ketepatan yang cukup ada 48,34%. Anak yang ketepatan menjawabnya sudah baik meningkat dari 5% menjadi 33,33%. Jadi ketepatan anak menjawab mencapai 81,67%.
Dengan demikian hasil penelitian dengan menggunakan permainan tebak benda pada anak Kelompok B TK Ratih Kesuma telah menunjukkan peningkatan walaupun masih belum maksimal. Keberhasilan ini didukung oleh adanya kesiapan guru dalam merancang pembelajaran serta proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai rencana. Tentunya peningkatan keterampilan anak dalam berbicara dapat menggembirakan peneliti dan bagi anak sendiri akan sangat membantu anak dalam kehidupan selanjutnya. Tetapi masih ada faktor yang dirasakan menghambat yaitu belum seluruh anak mampu berbicara lancar dalam memberi keterangan tentang suatu benda. Oleh karena itu, guru hendaknya sering melatih siswa agar mampu berbicara dengan lancar.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Permainan tebak benda yang dilaksanakan pada anak kelompok B TK Ratih Kesuma secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Pada aspek keberanian meningkat dari 75% pada siklus 1 menjadi 91,7 % pada siklus 2. Sedangkan aspek kelancaran berbicara meningkat dari 60% pada siklus 1 menjadi 76,67% pada siklus 2. Dan aspek ketepatan menjawab meningkat dari 53,33% pada siklus 1 menjadi 81,67% pada siklus 2.
Melalui permainan tebak benda membuktikan bahwa anak dapat belajar berbicara sekaligus bersosialisasi dengan teman melalui kegiatan bermain, sesuai dengan tipe perkembangan anak secara Socialized Speech.
Melalui metode tanya jawab terbukti dapat melatih keberanian anak dalam mengemukakan pendapat dan bertanya. Melatih anak dalam bertutur kata, menghargai pendapat orang lain. Mengembangkan kosa kata anak dan perbendaharaan kata anak, serta dapat melatih anak untuk mendengarkan dan menyimak pertanyaan maupun jawaban orang lain.
Melalui metode pemberian tugas terbukti dapat membangkitkan minat dan semangat belajar anak.  Memberikan umpan balik bagi guru tentang kualitas hasil belajar dan pembelajaran di kelas.
Saran
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran bahwa guru TK diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas kegiatan pembelajarannya  secara umum dan khususnya dalam kegiatan pengembangan berbahasa anak, guru bisa menggunakan permainan tebak benda untuk menstimulasi kemampuan berbicara anak di TK.
Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini, maka tindak lanjut yang dapat diambil adalah dengan melakukan tindakan penelitian lanjutan yang bisa dicobakan kepada kelas yang berbeda untuk melihat optimalisasi keberhasilan permainan tebak benda dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara anak.
Daftar Pustaka

Andriani, Durri; Toha Anggoro; Kristanti Ambar P; Tian Belawati; Ratna Kesuma; I G A K Mawarni. 2013. Metode Penelitian. Buku Materi Pokok IDIK 4007/ MODUL 1-6. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka putra.

Bennett, Neville. 2005. Teaching through play teachers thinking and classroom practice.(Terjemahan Nur Adi Trastria) USA: Open University press. (Buku asli diterjemahkan 1998)

Dhieni, Nurbiana; Lara Fridani; Gusti Yarmi; Nany Kusniaty. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Buku Materi Pokok PGTK 2203/ MODUL 1-12. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kemmis, S. and McTaggart, R. 1990. The actioan Research Planner. Victoria. Deakin. Univ Press.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Montolulu,B E F. 2009. Bermain dan Permainan. Buku Materi Pokok PGTK 2301/ MODUL 1-12. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rafi′udin. 1997. Rancangan Penelitian Tindakan. Makalah disajikan dalam Lokakarya Tingkat Lanjut Penelitian Kualitatif. Angkatan ke V tahun 1996/1997. Malang: IKIP.

Soetomo. 1993. Dasar- dasar Interaksi Belajar Mengajar/Oleh Soetomo. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudjana, Nana. 1988. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar   Baru.
Susanto, Eko Budi, M.Si. 2013. PTK “Penelitian Tindakan Kelas”. Yogyakarta: Liberty